Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Barat mengampanyekan "Stop Boros Pangan" dengan mengumpulkan pangan berlebih untuk disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ketua TP PKK Jakarta Barat, Lisniawati Uus Kuswanto mengintruksikan pada jajaranya untuk memantau pangan berlebih.
"Namanya ibu-ibu itu kan suka lupa kalau di dapur itu masih ada stok pangan, tetapi kemudian beli lagi. Nah berangkat dari situ, kami instrusikan, minta teman-teman PKK di wilayah untuk mengecek lagi pangan berlebih itu," ujarnya, (31/8).
Dijelaskan, pengumpulan pangan berlebih dilakukan dalam rangka mengampanyekan "stop boros pangan" di Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta Barat.
"Indonesia kan sekarang sedang menggalakkan "stop boros pangan" ya, khusus di wilayah DKI Jakarta. Makanya kita buat program ini," jelasnya.
Kini, pihaknya sedang menunggu surat edaran dari TP PKK DKI Jakarta untuk menginstruksikan program pengumpulan pangan berlebih tersebut secara resmi.
"Kita sekarang sedang tunggu surat edaran dari TP PKK Provinsi ya (DKI Jakarta). Jadi yang kita lakukan selama ini atas inisiatif TP PKK Jakarta Barat saja dulu," lanjut dia.
Lebih lanjut, pada bulan Agustus 2023 pihaknya telah membagikan 50 kantung plastik yang masing-masing berisi ikan kaleng, mie instan, kecap, sambal dan bahan pangan dalam kemasan lain kepada ojek online (ojol) di sekitar kantor Wali Kota Jakarta Barat.
"Bulan ini kita sudah bagikan ya, sekitar 50 kantung "goody bag" kepada ojol di sekitar (kantor) Wali Kota dan juga kepada yang habis shalat Jumat," katanya.
Ia menyebut, 50 kantung pangan tersebut dikumpulkan dari pengurus PKK di kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat.
"Kita bagi setiap hari Jumat, tetapi sesuai stok pangan yang sudah dikumpulkan ya," sebutnya.
Ia meminta seluruh pengurus PKK Jakarta Barat dan juga masyarakat untuk selalu memeriksa kebutuhan pangan berlebih agar bisa disumbangkan kepada yang lebih membutuhkan.
Untuk informasi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian menyebutkan, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indonesia adalah negara nomor dua di dunia dengan tingkat boros pangan atau Food Loss and Waste (FLW) setelah Arab Saudi. Ia meminta kepala daerah untuk mengampanyekan Stop Boros Pangan kepada masyarakat. (why)