Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan Penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta dan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8) pagi.
Hadir pada kegiatan tersebut, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Adkesra) DKI, Uus Kuswanto, Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko beserta jajaran, Ketua TP PKK DKI Fery Farhati Ganis, dari Kemenkes, WHO, MUI DKI, ketua organisasi profesi kesehatan, ketua asosiasi fasilitas kesehatan, BUMD, direktur RS dan lainnya. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen oleh perwakilan organisasi masyarakat dan organisasi profesi.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan penjenamaan secara serentak dilaksanakan di wilayah lain, yakni, Jakpus RSUD Tarakan, Jakut RSUD Koja, Jaksel RSUD Pasar Rebo, Jaktim RSUD Duren Sawit dan Kepulauan Seribu di RSUD Kepulauan Pulau Seribu.
“Rumah sehat untuk Jakarta merupakan sebuah penjenamaan di Provinsi DKI, yang sebelumnya 31 RSUD memiliki logo yang berbeda-beda, tidak sama. Logo-nya terisnpirasi dari kelopak bunga melati gambir, yang tidak hanya indah tetapi juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat,” ujarnya.
“Terima kasih atas kerja keras semua pihak yang telah berpartisipsi berkontribusi.” lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjelaskan penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta sebenarnya sudah dirancang sejak 2019. Namun terhenti karena pendemi Covid-19 dan baru diaktifkan kembali setelah suasananya lebih memungkinkan.
“Mengapa penjenamaan dilakukan?, Selama ini rumah sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga datang karena sakit, lalu datanglah ke rumah sakit untuk sembuh. Untuk sembuh itu harus sakit dulu, sehingga tempat ini jadi tempat orang sakit,” ujar Anies.
Di sisi lain, sambungnya, saat pandemi lalu kita saksikan pentingnya jaga kesehatan. Karena itu, rumah ini perannya ditambah, aspek promotif dan preventif. Jadi, datang ke rumah sehat untuk menjadi sehat dan lebih sehat, dari mulai melakukan medical check up, sampai persoalan gizi, konsultasi dan lainnya.
“Jadi, rumah sehat ini dirancang untuk membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekadar orientasi untuk sembuh dari sakit. Karena itulah, konsepnya sebagai sebuah rumah sehat untuk Jakarta. Lalu penjenamaan juga, menyeragamkan seluruh simbol rumah sakit se Jakarta, karena selama ini simbolnya beda-beda, seakan-akan ini bukan satu kesatuan. Padahal semunya adalah institusinya pemerintah, yang memberikan pelayanan kepada seluruh warga yang warga bisa datang kemana pun juga,” papar Anies.
Ditambahkan Anies, untuk memperluas aspeknya dari hanya dua, kuratif-rehabilitatif ditambah promotif dan preventif, kemudian menyeragamkan semuanya.
“Dengan penyeragaman ini kami berharap masyarakat pun akan memandang rumah sehat dengan cara pandang berbeda dari pada dulu ketika memandang rumah sakit. Lalu, percakapan di rumah pun bicaranya tentang sehat, bukan tentang sakit. Kita ingin warga Jakarta hidup sehat dan berorientasi kesehariannya untuk bisa lebih sehat. Ini yang jadi pesan utama,” pungkas Anies. (Aji)