Gebyar hasil pembinaan seni budaya di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan rumah susun (rusun) tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat berlangsung semarak, Sabtu (4/11) sore. di halaman kantor wali kota, Jalan Raya Kembangan no 2.
Kegiatan dibuka Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat Eldi Andi. Diisi beragam pentas seni dan budaya Betawi. Menurut Seko, kegiatan ini patut didukung dan hargai. Dikatakan, even ini selain sebagai ajang silahturrahmi juga bisa untuk mengukur seberapa jauh upaya dan keberhasilan mendidik anak dalam bidang kesenian.
Terlepas dari kegiatan tersebut, Seko mengingatkan para orang tua untuk menjauhi budaya bulying yang sempat tren di kalangan anak-anak. "Sebagai orang tua kita wajib, memberikan perhatian ekstra bagi anak-anak. Jauhkanlah mereka dari budaya bullying. Masalah ini sengaja saya ingatkan karena efek yang ditimbulkan sangat traumatik bagi para korbannya. Anak yang sering diejek ada kecenderungan jadi kurang bergaul," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, terjurumusnya seorang anak menjadi pelaku bulying biasanya dipicu oleh sejumlah faktor. Satu di antaranya, akibat mencontoh perilaku salah satu keluarga yang juga pelaku bullying. “Anak biasanya mengaktualisasikan apa yang dilihat dalam keluarga untuk kemudian dipraktekkan di lingkungan tempat bermain atau di sekolah,†katanya.
Selain menjauhi bullying, Seko juga mengimbau orang tua agar memantau anak dalam menggunakan gadget. Ini penting, mengingat teknologi informasi ini tak mungkin dibendung, namun orang tua wajib mendampingi anak sehingga mereka tidak sembarang menggunakan gadget.
"Saya menyambut gembira kegiatan ini. Saya yakin kegiatan ini mampu mengeliminir sisi negatif kehadiran media sosial. Jika kegiatan ini terus dilaksanakan secara berkala, saya yakin budaya bullying secara perlahan dapat kita hilangkan di kalangan anak-anak," ujar Seko.
Kepala Sudin Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jakarta Barat, Linda Enriany, menjelaskan pembinaan seni budaya diikuti sebanyak 36 RPTRA dan tiga rusun di Jakarta Barat. Kegiatan berlangsung selama enam bulan, mulai Maret hingga September 2017. Selama enam bulan itu pihaknya melakukan berbagai pelatihan, yakni seni tari dengan peserta yang mendaftar sebanyak 1.086 orang, seni lukis 708 orang dan seni pilihan seperti marawis, qasidah, hadroh serta silat Betawi sekitar 943 orang.
"Melalui program ini diharapkan sustanable dan bisa menghasilkan pelaku seni budaya yang professional ke depannya. Adapun dalam kegiatan ini yang ditampilkan mewakili masing masing RPTRA dan rusun hanya 680 orang, terdiri dari seni tari sirih kuning 500 penari, seni pencak silat Cingkrik 80 pesilat, seni teater 40 orang dan kolaborasi musik Islam 60 orang," sebutnya. (why/aji)
20 Mei 2024