Wali Kota Jakarta Barat HM Anas Efendi meresmikan Bank Sampah Unit (BSU) Wijayakusuma, di lingkungan kantor wali kota Jakbar, Jalan Raya Kembangan no 2, Jumat (20/10) pagi. Hadir Wakil Wali Kota M Zen, Seko Eldi Andi dan sejumlah pejabat.
Peresmian ditandai pemberian secara simbolis buku rekening kepada nasabah bank sampah serta penimbangan sampah anorganik berupa kardus dan botol plastik. Pada sambutannya, Wali Kota mengajak masyarakat, termasuk pegawai di lingkungan kantor wali kota untuk melakukan pemilahan sampah. Tujuannya agar bisa meminimalisir volume sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang.
"Kalau semua mengerti itu, saya jamin tak ada sampah di kantor wali kota. Karena semua sampah telah dipilah, yang organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, kalau yang anorganik bisa dijual dan menghasilkan uang," ujar Wali Kota.
Dikatakan, pembuatan bank sampah di lingkungan kantor wali kota Jakarta Barat tidak semata-mata sebagai pelengkap persyaratan Adipura. Ia berharap sampah dari masyarakat dan lingkungan kantor wali kota tidak langsung dibuang. Tapi, dipilah karena memiliki nilai ekonomis. Ia juga meminta seluruh kantor pemerintahan, baik kantor lurah, camat, sudin, hingga RT/RW memiliki tempat pemilah sampah.
"Rencana saya akan mengumpulkan para pelaku usaha restoran, mal dan supermarket untuk menyosialisasikan bank sampah," kata Wali Kota. Terkait tempat pemilah sampah, ia mencontohkan model tempat sampah yang transparan. Sehingga masyarakat dapat melihat dan membuang sampah sesuai jenis sampahnya.
Untuk mewujudkan itu, ia meminta kepada Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakbar menganggarkan sarana dan prasarana pemilah sampah tersebut. "Saya minta Sudin LH anggarkan tempat sampah transparan. Karena terlihat, orang yang hendak buang sampah plastik akan membuang ke tong sampah khusus plastik," jelasnya.
Ia menyebutkan, saat ini di wilayah Jakarta Barat telah berdiri sekitar 147 bank sampah. Sedang Bank omset Sampah Induk (BSI) Satu Hati, di komplek perumahan kebersihan, Bambu Larangan, Kelurahan Cengkareng Barat saat ini telah mencapai Rp 700 juta lebih.
Sementara itu, Kasudin LH Jakarta Barat, Edy Mulyanto, menjelaskan ada tiga manfaat yang diperoleh jika menjadi nasabah di bank sampah. Salah satunya, harga jual sampah anorganik yang stabil. Manfaat lainnya adalah pengangkutan sampah khusus anorganik secara gratis.
"Pengangkutan sampah khusus anorganik dilakukan gratis. Diangkut truk berwarna biru. Sampah yang dijual di bank sampah juga memiliki harga flat (tetap), ketimbang menjual sampah pada pengepul sampah. Serta aplikasi yang mempermudah nasabah bank sampah untuk transaksi," papar Edy. (why/aji)
20 Mei 2024