Warga Kelurahan Meruya Utara dan Pemkot Jakarta Barat bersama-sama mengubah lahan tempat pembuangan sampah menjadi sebuah taman produktif penghasil sayur-mayur, buah dan tanaman obat keluarga (toga).
Sebelumnya, lahan fasos seluas 1.200 meter persegi di perumahan Taman Aires Blok A itu merupakan tempat pembuangan sampah dan barang bekas yang disulap menjadi taman produktif penghasil sayuran, buah dan toga di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
"Dahulu di sini tempat pembuangan sampah. Barang bekas apa pun ada di sini, dari mulai kayu, toilet hingga wastafel bekas," ungkap pengurus A Green sekaligus ketua RT 04/09 Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Andy Tjahja saat ditemui di lokasi, Selasa (10/1).
Andy menceritakan, kondisi semakin parah saat sampah di lokasi sering dibakar sehingga asapnya menganggu warga sekitar. Warga akhirnya sepakat untuk mengubah lahan tersebut menjadi taman produktif.
"Dari situ terbentuklah kepengurusan A-Green yang akhirnya mengelola taman A Green ini," ujar Andy.
Selanjutnya dilakukan pengerjaan secara bertahap dengan bergotong royong. Pihak Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakbar turut terlibat dalam pembinaan dan pemberian fasilitas untuk warga, antara lain alat pemotong sampah organik untuk pengolahan kompos dan pupuk cair.
Seiring berjalannya waktu, taman yang dikelola warga itu berkembang dengan baik. Saat ini, warga sudah bisa memproduksi pupuk cair dan kompos dari sampah organik. Pupuk itu nantinya yang akan digunakan warga untuk menanam bermacam tanaman.
Lanjut Andy, ada beberapa toga, sayuran hingga buah-buahan sudah tumbuh subur di taman tersebut.
"Untuk pepaya dan pisang kita sudah bisa jual ke warga internal blok A saja. Hasilnya kita pakai lagi untuk pengelolaan taman," katanya.
Sedang untuk tanaman sayuran seperti terong, sawi, daun pepaya dan lainnya dijual kepada warga sekitar.
"Per bulan hasil panen yang kita jual totalnya hingga Rp 2 juta," sebutnya. Di sudut taman terdapat sekitar 50 jenis tanaman Toga, seperti daun dewa, sambiloto, jahe, kunyit, daun pandan hingga sereh.
Sebagian bibit yang ditanam dari Sudis KPKP, lainnya hasil urunan warga. "Kalau untuk Toga kita tidak jual, tapi dibagikan saja kepada warga yang butuh," ujarnya.
Pihaknya juga mendapat bantuan panel surya dari pihak swasta program Corporate Social Responsinility (CSR). Panel Surya itu digunakan sebagai penggerak pompa air dan sumber listrik untuk penerangan di taman.
Lebih lanjut Andy menambahkan, selain produksi buah dan sayuran, taman tersebut juga diciptakan sebagai ajang edukasi dan kesehatan warga.
"Untuk edukasi kita sudah menerima banyak daerah daerah lain yang datang untuk melihat taman yang kita kelola. Mudah-mudahan mereka bisa membuat taman yang sama di wilayah masing masing," katanya.
Taman tersebut juga dilengkapi berbagai fasilitas olahraga seperti lapangan bulutangkis, meja pimpong, lapangan senam hingga samsak untuk taekwondo. Jadwal olahraga telah diatur pengelola A Green berjalan rutin selama satu minggu.
Andi berharap hadirnya taman ini bisa menginspirasi warga lain untuk hidup bersih dan kreatif dalam memproduksi sampah.
"Kalau taman-taman seperti ini mulai dibuat di tempat lain, saya yakin produksi sampah di Jakarta perlahan akan berkurang," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Peran serta Masyarakat dan Penataan Hukum Suku Dinas LH Jakbar, Enrile Indro Prasetyo menambahkan pihaknya terus memberikan pendampingan kepada warga pengelola A-Green. Antara lain berupa penyuluhan tentang tata pengelola sampah.
"Kita dampingi dan kita bantu hadirkan pembicara soal pengelolaan sampah untuk warga," katanya.
Namun saat ini pendampingan sudah tidak terlalu intens karena Enrile menilai warga di blok A perumahan Taman Aries sudah ahli dalam pengelolaan sampah. (Aji)