Sebanyak 75 siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berkebutuhan khusus di Jakarta Barat diikutsertakan dalam tes psikologi atau asesmen.
Pelaksana Pendidikan Dasar dan Pendidikan Khusus Layanan Khusus Sudis Pendidikan II Jakbar, Meidinta Rindatani, menyebut tahun ini tercatat ada 75 siswa SD hingga SMP yang diikutsertakan dalam asesmen tersebut.
Meidinta menjelaskan, asesmen dilakukan agar para wali murid dan guru mengetahui kondisi siswanya sekaligus untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat.
"Kita mau tahu juga anak itu kemampuannya sejauh apa, supaya pembelajaran di sekolah bisa sesuai dengan usia mental anak tersebut dengan rekomendasi dari psikologi," ujarnya, Senin (17/10).
Lebih lanjut dijelaskan, para siswa itu mengikuti dua tahapan proses asesmen. Untuk tahap pertama, mereka menjalankan rangkaian tes oleh psikolog secara langsung.
"Proses tesnya itu secara langsung dan memakan waktu hampir satu setengah jam," sebutnya.
Setelah proses asesmen pertama selesai, sambung Meidinta, hasil tesnya akan diserahkan kepada setiap guru dan orang tua murid. Hasil tes itulah yang akan menjadi acuan para guru dan orang tua dalam mendidik siswa baik di sekolah maupun di rumah.
Selanjutnya, pada bulan ini para siswa akan mengikuti proses asesmen ke dua untuk menentukan sejauh mana perkembangan psikologinya. Dengan asesmen psikologi itu, diharapkan para guru dan orang tua murid dapat memberikan metode pengajaran yang tepat sehingga pembelajaran bisa berjalan optimal. (Aji)