Sekitar 146 wastra sulam dan bordir dipamerkan di Museum Tekstil, Kota Bambu
Selatan (KBS) Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (19/6)pagi. Pameran yang
berlangsung 19 Juni - 28 Juli 2019, ini diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang
Tahun (HUT) ke-43 Museum Tekstil dan HUT ke-492 Kota Jakarta.
Pameran seni bertajuk
Pesona Wastra Sulam dan Bordir Indonesia, ini dibuka Ketua Harian
Pelaksana Dekranas, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo serta dihadiri Kepala Unit
Pengelola Museum Seni Jakarta, Esti Utami, Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan DKI Jakarta, Edi Junaedi, dan para pejabat di lingkungan Pemkot
Jakarta Barat.
Menurut Kepala Unit Pengelola Museum Seni Jakarta, Esti
Utami, pemeran ini digelar untuk lebih mengenalkan sekaligus pelestarian wastra
nusantara, khususnya untuk generasi muda. Banyak koleksi wastra yang dibuat
dengan cara menyulam dan bordir dipamerkan, diantaranya, sulam Kapalo Samek
Koto Gadang, Karawo Gorontalo dan bordir Kudus.
Pameran yang digelar selama hampir sebulan, ini juga
diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-43 Museum Tekstil dan HUT
Ke-492 Kota Jakarta. Sebanyak 146 wastra sulam dan bordir yang dipamerkan.
“Wastra di negeri ini sangat kaya. Hampir setiap daerah
memiliki ciri khas. Sehingga, ini menjadi upaya museum mengenalkan sekaligus
melestarikan wastra nusantara. Kami berharap makin banyak masyarakat yang
mengenal keindahan wastra nusantara dan tertarik mengunjungi museum tekstil,â€tuturnya.
Ketua Harian Pelaksana Dekranas, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo
mengatakan, industri kerajinan nusantara menjadi bagian menggerakkan
perekonomian sehingga dapat berkembang dalam skala mikro dan menengah.
Ia pun memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan
kegiatan ini. Setidaknya, melalui
pameran wastra sulam dan bordir, akan memperkaya khasanah budaya bangsa
Indonesia. “Ini memperkaya produk kerajinan kita serta pelestarian seni budaya,â€jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI
Jakarta, Edi Junaedi menginginkan, museum lebih banyak mengedepankan kegiatan/event
yang nantinya akan menjadi etalase kebudayaan. (why)
20 Mei 2024