Tim verifikasi lapangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan verifikasi di RW 06 Kelurahan Kota Bambu Selatan, Kecamatan Palmerah yang masuk dalam program Kampung Iklim (Proklim) tingkat Nasional Tahun 2024.
Kedatangan tim Verifikasi lapangan (Verlap) KLHK disambut sejumlah pejabat Pemkot Jakarta Barat seperti Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup (PKLH), Sefri Dwipayuda, Kepala Sudis LH Jakbar Ahmad Hariadi, Wakil Camat Palmerah Aji Pangestu, Lurah Kota Bambu Selatan (KBS) Sahono, Ketua RW 06 KBS Muhamad Taufik, PKK kelurahan, dan sebagainya.
"Kami mewakili Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, mengucapkan selamat datang kepada tim verifikasi lapangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Proklim RW 06 Kelurahan Kota Bambu Selatan (KBS) Kecamatan Palmerah," tutur Kabag PKLH, Sefri Dwipayuda, saat menyambut kedatangan Tim Verlap KLHK yang terdiri dari Grace Tri Aprilina dan Dhika Aditya Putra.
Menurutnya, kegiatan ini pada hakekatnya bukanlah suatu lomba tapi sebagai trigger yang dapat menciptakan budaya untuk hidup sehat dan bersih.
"Sebenarnya lingkungan yang sehat itu kebutuhan. Nah, Proklim ini merupakan suatu hal penting. Bukan hanya berbicara perlombaan tapi bagaimana menciptakan lingkungan yang lestari untuk kita hidup. Anak dan cucu kita juga bisa hidup sehat dan baik," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ia mengapresiasi dengan upaya dan kerja keras dari Ketua RW 06 dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang asri, dan bersih.
Anggota Tim Verivfikator KLHK, Grace Tri Aprilina mengatakan, pihaknya hadir untuk melakukan verifikasi lapangan terkait data-data tentang Proklim RW 06 yang telah didaftarkan melalui aplikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia menegaskan Program Kampung Iklim (Proklim) yang diinisiasi KLHK untuk mendorong masyarakat melaksanakan aksi-aksi pengendalian lingkungan.
"Benar apa yang disampaikan pak Sefri Dwipayuda (Kabag PKLH Jakbar) bahwa aksi-aksi di Proklim ini telah dilaksanakan setiap hari. Misalnya, aksi adaptasi perubahan iklim dengan pembuatan sumur resapan atau lubang biopori. Ini dilaksanakan agar lingkungan tidak tergenang air saat musim hujan," ujarnya.
Kemudian aksi mitigasi perubahan iklim, lanjut Grace, bisa dilakkan dengan penghijauan yakni menanam pohon pada sejumlah ruas jalan dan lingkungan. Tujuannya agar lingkungan menjadi asri dan udara segar.
"Komponen lain dalam Proklim adalah aksi dukungan keberlanjutan. Ini yang kita harapkan, selain dari masyarakat, juga dukungan pemerintah daerah, perusahaan CSR, dan LSM," jelasnya.
Sementara itu, Ketua RW 06 Kelurahan Kota Bambu Selatan (KBS), Muhamad Taufik memaparkan kegiatan program kampung iklim di lingkungan RW 06. Di samping Pos RW 06 juga terdapat empat lampu penerangan dari tenaga surya dan dua lampu pada bagian depan gedung SKKT.
"Pos RW 06 ini merupakan pusat masyarakat. Di sini ada sejumlah layanan seperti Posyandu, Posbindu, Bank Sampah dan senam. Kalo Posyandu dilaksanakan minggu pertama setiap bulan, sedangkan pemilahan sampah dilakukan setiap Kamis," tuturnya, mengawali paparan.
Kegiatan Proklim unggulan RW 06 adalah Kebon Raya di RT 12 RW 06. Lahan warga seluas 200 meter dipakai untuk menanam aneka tanaman produktif, seperti bayam Brazil, cabai, jeruk dan singkong. Tak jauh dari Kebon Bayam, terdapat Gang Hijau yang berada di empat RT yakni RT 1, 2, 11 dan 12.
"Gang hijau ini termasuk unggulan Proklim. Pada Gang Hijau tersebut terdapat tanaman sayur yang ditanam dengan media hidroponik, lubang biopori, Komposting, dan Tanaman Obat Keluarga," ujarnya.
Lanjutnya, bersebelahan dengan Taman Toga terdapat taman baca. Taman Baca ini diperuntukkan untuk anak-anak untuk membaca berbagai jenis buku pengetahuan dan pelajaran. Sekitar 100 meter keluar dari Gang Hijau, terdapat Taman anggur dan rumah konservasi air.
"Rumah Muhamad Nuh, dijadikan contoh hunian konservasi air. Kalo hujan tidak langsung ke saluran air, tapi dialiri ke tanah," tuturnya.
Usai mendengar paparan Proklim Ketua RW 06, Tim Verifikator KLHK melakukan verifikasi lapangan. Mereka melakukan verifikasi mulai dari lingkungan Pos RW, Kebon Bayam, Gang Hijau, Taman Baca, Tanaman Obat Keluarga, Taman Anggur, dan rumah konservasi air. (why)