Monitoring ODGJ, Lurah Diminta Koordinasi dengan Puskesmas

Kesejahteraan Masyarakat

Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat H Eldi Andi meminta para lurah dan camat berkoordinasi dengan petugas puskesmas dalam monitoring orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah.
"Kami minta lurah koordinasi dengan petugas puskesmas memonitor orang dengan gangguan jiwa," imbuh Seko, Senin (26/2). Menurutnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sekitar 20 persen warga Jakarta mengalami gangguan jiwa. DKI Jakarta menduduki peringkat kelima dari seluruh daerah di Indonesia.
Ia pun meminta pengurus RT, RW dan lurah melakukan monitoring jika melihat warga yang mengalami gangguan jiwa. Kemudian berkoordinasi dengan petugas puskesmas setempat. “Lakukan monitoring dan koordinasi dengan puskesmas di wilayah,” ujar Seko.
Sementara itu Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo, menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan lurah memonitor warga yang mengalami gangguan kejiwaan. Bila ada orang dengan gangguan kejiwaan, petugas puskesmas akan melakukan penanganan.
"Bila itu masih dalam batas gangguan jiwa ringan, kami akan memberikan perawatan dan pengobatan. Setelah itu, kami akan terus memantau perkembangan orang tersebut. Tapi, bila masalah gangguan jiwa sangat berat, kami berkoordinasi dengan rumah sakit jiwa Dr Soeharto Heerdjan untuk penanganan lebih intensif lagi," jelasnya.
Disebutkan, berdasarkan data Sudis Kesehatan Jakbar, total penderita gangguan jiwa yang telah diobati sudah dalam perawatan pasien di Jakarta Barat sebanyak 766 orang. Mereka mendapat pendampingan keluarga dari delapan puskesmas di Jakbar. Diungkapkan, orang dengan gangguan jiwa berat terbanyak berada di wilayah Kecamatan Kalideres. (why/aji)