Petugas gabungan bersama kader juru pemantau jentik (Jumantik) melaksanakan kegiatan gerebek Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan RW 06 Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (26/9).
Sekretaris Kelurahan Meruya Selatan, TB Rafiudin mengatakan, gerebek PSN yang dilaksanakan setiap Jumat pagi sebagai upaya mencegah penularan demam berdarah (DBD) di wilayahnya.
“Setiap Jumat, jam 09.00 WIB, kami bersama kader jumantik RW melaksanakan PSN, pada hari ini di RW 06," tuturnya.
Dijelaskan Rafiudin, gerebek PSN melibatkan petugas gabungan dari unsur pemerintahan, Satpol PP, kader jumantik, dan pengurus RT serta RW 06. Mereka terbagi dalam sejumlah tim untuk melakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk secara door to door.
Pemeriksaan jentik nyamuk, lanjut Rafiudin, menyasar sejumlah tempat penampungan air yang menjadi tempat nyamuk aedes aegypti berkembang biak, seperti tempat minum burung, bak mandi, dispenser, penampungan air, wadah pot dan sebagainya. Pihaknya melibatkan warga RW 06 yang turut memeriksa jentik nyamuk pada masing-masing rumah.
"Kami woro-woro agar warga turut memantau jentik nyamuk. Kalo ada jentik nyamuk, maka warga diminta untuk melakukan 3M yaitu Menguras, Menutup rapat tempat penampungan air dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," jelasnya.
Rafiudin menambahkan, gerebek PSN menyasar sebanyak 50 rumah secara random. Dari jumlah itu, petugas menemukan jentik-jentik nyamuk pada bak mandi dan tempat penampungan air.
Selain itu, lanjut Rafiudin, Satpol PP Kelurahan Meruya Selatan juga melakukan sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di lingkungan RW 06.
Sementara itu, Indah Susanti (30) warga RW 06 Meruya Selatan menyambut baik kegiatan PSN di lingkungannya dalam upaya menekan penyebaran penyakit DBD.
“Saya juga bantu pak, nyariin jentik-jentik nyamuk. Saya takut kalau sampe terkena penyakit demam berdarah. Makanya, saya bersih-bersih, biar tidak jadi tempat sarang nyamuk,” tuturnya (why)