Dari sekadar cuma obrolan tentang masalah sampah di WhatsApp Group (WAG), ternyata mampu mengubah maindset ibu-ibu RW 11 Kelurahan Meruya Selatan Kecamatan Kembangan mengubah sampah menjadi barang bernilai ekonomis.
Menurut pegiat program kampung iklim (Proklim) RW 11 Meruya Selataan, Wike Meilany, bahwa Bank Sampah Lestari yang didirikan tahun 2022, ini berawal dari obrolan warga, terutama ibu-ibu, kompleks Perumahan Puri Botanical, terkait tumpukan sampah rumah tangga, terutama dari maraknya warga belanja daring yang mengancam lingkungan.
"Ini tercetusnya sebenarnya tahun 2020 saat masa pandemi Covid -19, namun karena berkembang menjadi sebuah gerakan besar, akhirnya bank sampah ini diresmikan tahun 2022 dan mulai aktif merubah sampah jadi nilai ekonomis yang tinggi," ujarnya saat ditemui pada kegiatan verlap lomba proklim tingkat DKI Jakarta,
Dijelaskan Wike, dari 144 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di lingkungan RW 11, sekitar 50 % warga telah berpartisipasi aktif mengumpulkan dan memilih sampah rumah tangga. Itu terbukti, dalam sekali penimbangan sampah, pihaknya berhasil mengumpulkan sampah organik dan anorganik sebanyak 300 sampai 400 kilogram sampah.
"Kalau ditotal tahun ini sejak Januari hingga awal September 2025 kami sudah kumpulkan enam ton sampah," bebernya.
Wike melanjutkan, hasil penimbangan sampah, terutama sampah anorganik, memiliki nilai ekonomis. Sedangkan sampah organik dikelola menjadi kompos yang diperuntukkan untuk membantu pertumbuhan tanaman di lokasi urban farming.
"Kalau hasil dari penimbangan sampah anorganik seluruhnya disumbangkan menjadi kas RW guna kepentingan membangun fasilitas Bank Sampah dan lainnya. Sementara kompos, kami berikan kepada tanaman urban farming yang hasil panennya juga kami jual kepada warga," ucapnya.
Wike menambahkan, karena pengelolaan administrasi yang baik, kini RW 11 telah berubah. Dengan konsep Botanical Garden yang sudah ada, lingkungan menjadi semakin sejuk dan asri. Kesadaran warga pun juga meningkat, tercermin dari penggunaan solar cell dan lampu LED di rumah warga.
Kemudian, Pos RW ini juga sudah menjadi pusat berbagai aktivitas, mulai dari workshop pembuatan sabun dari minyak jelantah, pertemuan rutin hingga aktivitas bermanfaat lainnya.
"Perjalanan ini adalah bukti nyata bahwa sebuah niat baik yang tulus bisa mengubah tantangan menjadi peluang, yang akhirnya pada tahun 2024 kami mendapat penghargaan sebagai Bank Sampah terbaik di Provinsi DKI Jakarta dan kami kini menjadi pelopor pertobatan ekosistem, menunjukkan bahwa setiap warga bisa berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih baik," pungkasnya. (why)