Sistem pengolahan air limbah merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Univeristas Trisakti untuk pelestarian lingkungan di SDN Angke 03 Pagi Jalan Pangeran Tubagus Angke RT 015/02 Angke, Tambora, Jakarta Barat, Senin (6/10).
Sekretaris Kelurahan Angke, Anjas Umaryadi mengatakan, pihaknya meninjau untuk memastikan pelaksanaan program PKM dari LPPM Universitas Tri Sakti berjalan semstinya dan dapat diterapkan di sekolah lainnnya.
"Kegiatan ini menjadi salah satu upaya kolaborasi antara unsur akademisi dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan limbah di Angke. Semoga ke depan kolaborasi ini terus berlanjut dan dapat menjadi inspirasi untuk dilaksanakan di sekolah lainnya di Kelurahan Angke," katanya didampingi Kasi Ekbang Angke, Fahmi Al Kadri, dan Staf Pol PP Angke, Ibrahim.
Di tempat yang sama, Plt. Kepala SDN Angke 03 Pagi, Suparman menjelaskan, dirinya mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan kolaborasi antara Lembaga Pendidikan dengan Pemerintah di sekolahnya.
"Dengan adanya program dari Universitas Trisakti, pihak sekolah merasa terbantu dengan hadirnya teknologi ramah lingkungan yang sekaligus memberikan nilai edukasi bagi siswa," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim PKM LPPM Universitas Trisakti, Rositayanti Hadisoebroto, mengatakan, kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi siswa serta tenaga pendidik dalam upaya pelestarian lingkungan ini mendapatkan dukungan dari program PKM BIMA 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Kegiatan PKM yang dilaksanakan pada September dan Oktober 2025 ini mengangkat tema "Penerapan Nature Based Technology pada Sekolah di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat untuk Meningkatkan Sanitasi dan Edukasi Lingkungan".
"Kami menerapkan teknologi wetland buatan dan grease trap sebagai sistem pengolahan air limbah sederhana ramah lingkungan pada saluran pembuangan limbah kantin SDN Angke 03 Pagi. Reaktor constructed wetland dipasang dengan sistem multi-filtrasi serta tanaman Iris kuning, melati air, dan akar wangi," ungkapnya..
"Selain pemasangan reaktor constructed wetland, pada 30 September 2025, kami juga telah melaksanakan Sosialisasi Sanitasi Layak dan Lingkungan Asri dengan sasaran siswa kelas IV, V, dan VI dengan tujuan menumbuhkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya mengelola air serta perilaku hidup bersih dan sehat," sambungnya.
Rositayanti menambahkan, guru-guru SDN Angke 03 Pagi mengikuti pelatihan pengujian kualitas air dan pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan constructed wetland. Teknologi berbasis alam ini diperkenalkan sebagai solusi ramah lingkungan dalam pengolahan air limbah sekolah, khususnya dari aktivitas kantin.
"Kegiatan berlanjut dengan pelatihan penanaman tanaman di lahan terbatas yang disampaikan oleh serta workshop pembuatan modul pembelajaran tematik lingkungan untuk para guru. Harapannya, materi lingkungan dapat terintegrasi dalam kurikulum sekolah secara berkelanjutan. Selain itu kami juga menyerahkan rangkaian vertical garden yang berfungsi tidak hanya mempercantik lingkungan sekolah, tetapi juga menambah ruang hijau edukatif," pungkasnya. (Kontri/AU)