Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat meminta SKPD terkait yaitu Sudis Kesehatan, Sudis Dukcapil, dan Sudis Pendidikan wilayah I dan II, bersinergi memasifkan kegiatan Cek Kegiatan Gratis (CKG) dengan melakukan pelayanan jemput bola pada setiap sekolah.
"Kecenderungan para siswa, kita tidak mengetahui apakah sehat atau tidak sehat. Sehingga, ini perlu bantuan dari Sudis Kesehatan bersinergi dengan Sudis Pendidikan untuk melaksanakan program cek kesehatan gratis," ujar Sekretaris Kota Jakarta Barat, Firmanudin ibrahim, saat memimpin rapat monitoring dan evaluasi (monev) CKG di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (17/10).
Dijelaskan Firmanudin, kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini dan faktor risiko kesehatan agar dapat dicegah sejak dini, sehingga masyarakat tetap sehat dan produktif. Pihaknya berharap kepada Sudis Kesehatan dan Pendidikan untuk melaksanakan kegiatan ini secara masif pada setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta.
"Saya mohon kepada teman-teman. Sehat itu nggak mengenal umur. Ada yang usianya masih dibawah 30 tahun, terkena stroke. Anak kecil yang belum remaja, sudah kena gula. Saya minta para satpel pendidikan dan kesehatan siap untuk memberikan layanan CKG dengan masing jadwal yang telah diatur," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Sudis Kesehatan Jakarta Barat, Asri Yunita mengatakan, kegiatan monitoring dan evaluasi Cek Kegiatan Gratis (CKG) di wilayah Jakarta Barat, diikuti sebanyak 80 peserta dari Sudis Pendidikan wilayah I dan II, Sudis Kesehatan, Sudis Dukcapil serta perwakilan sekolah di wilayah Jakarta Barat.
"Kami jelaskan kembali terkait program Cek Kesehatan Gratis, yang semula dilakukan pada saat berulang tahun, kini bisa dilakukan kapan saja, Minimal sekali dalam setahun." jelasnya.
Sebagai informasi, Kepala Seksi Kesmas Sudis Kesehatan Jakbar, Asri Yunita menerangkan, CKG meliputi seluruh siklus usia yang terbagi dalam sejumlah kelompok yakni, bayi baru lahir (2hari), balita dan anak pra sekolah (1-6 tahun), usia sekolah dan remaja (7-17 tahun), dewasa (18-59 tahun) dan lansia (>60 tahun).
"Jenis skrining kesehatan untuk bayi baru lahir, diantaranya skrining hipotiroid, penyakit jantung bawaan, dan lainnya. Skrining untuk balita dan anak pra sekolah, seperti pertumbuhan dan perkembangan, pemeriksaan TBC, mata dan sebagainya. Skrining usia sekolah dan remaja seperti tekanan darah, TBC, anemia dan sebagainya, hingga dewasa - lansia, skrining kolesterol, gula darah, deteksi stroke/jantung, kanter, TBC dan sebagainya," tambahnya. (why)