Sebanyak 90 usulan dibahas pada Sidang Kelompok Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Cengkareng Terintegrasi Kelurahan Cengkareng Timur, Senin (17/2).
Musrenbang dibuka Camat Cengkareng, Ahmad Faqih. Hadir Ketua Dewan Kota Jakbar, Fachry, perwakilan UKPD, ketua RW dan elemen masyarakat.
"Musrenbang Kelurahan Cengkareng Timur, dari 18 RW ada 90 usulan, dan paling banyak usulan itu kepada Suku Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, itu masing-masing 19 dan 16 usulan. Antara lain perbaikan jalan dan saluran,” sebut Lurah Cengkareng Timur, Boy Raya Purba.
Diungkapkan Boy, usulan fisik selalu mendominasi setiap kegiatan musrenbang.
“Memang biasa dalam setiap musrenbang usulan-usulan itu lebih kepada fisik ya. Tapi kami juga mengimbau agar selain fisik juga non fisiknya. Di Cengkareng Timur ada 18 RW dan 243 RT,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Cengkareng Ahmad Faqih menjelaskan musrenbang Kelurahan Cengkareng Timur merupakan yang terakhir di Kecamnatan Cengkareng. Diakui, secara umum musrenbang ini didominasi usulan bidang fisik.
“Karena usulan non fisik itu template-nya tidak disediakan, sehingga kami mengarahkan kepada warga masyarakat melalui RT/RW dan stakeholder yang ada di kelurahan untuk mengusulkan program-program non fisik secara langsung. Misalnya, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nya. Ya mereka mengusulkan langsung untuk meningkatkan keahlian, misalnya ke PPKD (Pusat Pelatihan Kerja Daerah) yang ada di Tegal Alur dan sebagainya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Faqih, pihaknya juga sangat berharap di wilayahnya ada peningkatan atau penambahan sarana prasarana (sarpras) pendidikan berupa gedung sekolah untuk jenjang SMP dan SMA/SMK. Mengingat sekolah untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK di wilayahnya sangat sedikit, jika dibanding jumlah sekolah dasar (SD).
“Yang menjadi sorotan saya sebetulnya di sektor pendidikan, karena memang tidak ada template untuk masyarakat mengusulkan kebutuhan tentang sarpras pendidikan. Karena ini sangat urgent, artinya sangat penting, dengan perbandingan jumlah SD di satu kelurahan bisa sampai 15 hinggga 20 SD, tapi SMP-nya cuma satu, ini kan sangat kurang, nah itu yang perlu ditingkatkan,” tandas Faqih.
Menurutnya, sarpras pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat. “Saya berharap unit/instansi terkait ini melihat itu sebagai sebuah kebutuhan masyarakat untuk peningkatan kualitas SDM yang ada di Jakarta ini, terlebih ketika kita mau memasuki Jakarta ini sebagai kota global. Diharapkan dengan kualitas SDM yang mumpuni, yang lebih maju dari pada daerah lain,” ujarnya.
Faqih berharap ke depan kesempatan kerja yang ada di Jakarta bisa diraih oleh masyarakat Jakarta.
“Artinya akan mampu bersaing dengan angkatan-angkatan kerja yang mungkin akan datang dari seantero nusantara, karena Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu warga masyarakat Jakarat diharapkan tidak menjadi tamu di daerahnya sendiri,” pungkasnya. (Aji)