Sebanyak 50 peserta diberikan edukasi untuk mengelola sampah rumah tangga menjadi bernilai ekonomi dengan sistem menabung emas dari sampah di Aula Kantor Kelurahan Keagungan, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (15/10).
Kegiatan diinisiasi Bank Sampah Agung Jaya Raya yang dukungan PT Pegadaian dibuka Lurah Keagungan, Sahat Marulitua Simorangkir, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang sekaligus meningkatkan kesadaran warga dalam memilah sampah sejak dari rumah tangga.
“Melalui kerja sama dengan Pegadaian, masyarakat bisa menukarkan sampah anorganik dengan tabungan emas. Misalnya satu kilogram botol plastik senilai Rp4.000, hasilnya akan dimasukkan ke tabungan emas hingga mencapai satu atau dua gram yang bisa dicairkan. Jadi prinsipnya seperti menabung, hanya saja yang ditabung adalah hasil dari pengelolaan sampah,” katanya.
Dikatakan Sahat, sampah di Kelurahan Keagungan dibagi menjadi dua jenis yaitu organik dan anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan dan nasi bekas akan diolah menjadi pupuk kompos yang digunakan dalam program ketahanan pangan “Satu Karung Bersama Ubiku.” Sementara sampah anorganik seperti plastik dan botol bekas akan dikumpulkan untuk dijual melalui Bank Sampah Agung Jaya Raya.Untuk setiap minggunya, lanjut Sahat, sampah dari kegiatan kerja bakti warga mencapai 4–5 ton. Dengan adanya kegiatan pemilahan, jumlah tersebut bisa berkurang hingga satu ton per minggu. Warga yang menjual sampahnya ke bank sampah tidak hanya mendapat keuntungan uang, tetapi juga berkesempatan menambah investasi emas mereka.“Kami ingin menjadikan Keagungan sebagai kelurahan percontohan dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat. Harapannya masyarakat bisa bergerak bersama. Sampah rumah tangga yang dipilah akan mengurangi volume sampah yang dikirim ke Bantar Gebang sekaligus membuka peluang ekonomi baru,” tambahnya.Di tempat yang sama, Ketua Bank Sampah Agung Jaya Raya, Andi Lala, menjelaskan program ini merupakan inovasi agar masyarakat dapat belajar mengelola sampah sekaligus berinvestasi.“Sampah bukan masalah, yang bermasalah itu orang yang membuangnya. Dengan memilah dan menjual ke bank sampah, warga bisa menabung emas mulai dari 0,001 gram,” jelasnya.Sementara itu, Erna Handayani, perwakilan RW 9 RT 3, warga Jalan Kerajinan 1 Nomor 40 Keagungan, mengaku kegiatan ini membuka wawasan masyarakat untuk lebih peduli pada pengelolaan sampah rumah tangga.“Edukasi ini sangat menarik karena membuat masyarakat semangat. Dari sampah bisa menghasilkan uang dan emas, jadi bisa menambah penghasilan rumah tangga,” tuturnya. (Kontri/Yulianda)