Wakil Wali Kota Jakarta Barat Yuli Hartono meminta energi baru terbarukan lebih intens lagi diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Menurutnya, saat ini pemerntah sedang gencar menerapkan energi baru terbarukan untuk digunakan sebagai efisiensi penggunaan energi menggantikan energi fosil yang sudah akan habis. Pemerintah mengalihkan atau membuat energi baru terbarukan yang berasal dari matahari dengan perangkat solar cell.
Hal tersebut disampaikan Yuli saat membuka sosialisasi kebijakan energi nasional untuk pemanfaatan energi baru terbarukan menuju Jakarta Kota Global, di Ruang Ali Sadikin, kantor wali kota Jakarta Barat, Selasa (7/10).
“Kita harus lebih intens lagi memperkenalkan energi baru terbarukan. Sudis Nakertransgi Jakbar tolong sasarannya tidak melulu kantor pemerintah. Sasarannya adalah gedung-gedung sekolah berikut muridnya, itu pembalajaran untuk mereka. Kasih pemahaman kepada masyarakat kita agar tumbuh kepercayaan bahwa energi baru tebarukan, ada,” imbuh Yuli.
Lebih lanjut dikatakan, Indonesia memiliki visi pengelolaan energi, yakni “Terwujudnya pengelolaan energi yang berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memprioritaskan pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi dalam rangka mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional”.
Pada kesempatan sama, Kasubag TU Sudis Nakertransgi Jakbar Nur Kholis, menambahkan menurut amanat Undang-Undang No 30 Tahun 2007 tentang Energi, Kebijakan Energi Nasional (KEN) disusun dengan berdasarkan pada prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna mendukung terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional.
“Implikasi dari kebijakan ini adalah perlunya diversifikasi energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, salah satunya dengan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Dengan perspektif energi sebagai modal pembangunan, energi baru terbarukan memiliki peranan penting dalam mendorong sistem ekonomi hijau, berkelanjutan, dan rendah karbon,” ujarnya.
Pembangunan dengan kesadaran jangka panjang ini, sambungnya, telah menjadi tren pembangunan di seluruh dunia, menyikapi semakin naiknya populasi, kebutuhan manusia, dan kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Ia mengungkapkan, dalam mendorong pengembangan EBT Sudis Nakertransgi Jakarta Barat telah membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di enam lokasi, dan di tahun ini akan membangun dua lokasi baru pemanfaatan PLTS.
“Dari pemenfaatan PLTS yang sudah ada, kami mendapatkan hasil penghematan sejumlah rata-rata Rp 1.000.000-Rp 5.000.000 per triwulan untuk masing-masing lokasi , dan mengurangi emisi gas sejumlah rata-rata 1 - 5 ton Co2 per triwulan. Target pengembangan energi baru terbarukan yang tinggi mensyaratkan adanya kontribusi pihak swasta dan masyarakat umum, serta dibutuhkan iklim investasi yang mendukung percepatan pemanfaatan EBT,” katanya.
Selain mendorong penggunaan EBT, pihaknya juga telah melakukan kegiatan audit energi pada bangunan gedung pemerintah sebagai upaya implementasi Sistem Manajemen Energi (SME).
“Adapun dua lokasi yang telah dilakukan audit energi adalah Kelurahan Cengkareng Timur dan Kelurahan Tanah Sereal. Di mana dari hasil audit tersebut direkomendasikan untuk pemanfaatan energi baru terbarukan (PLTS),” pungkasnya. (Aji)