Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengimbau jajaran Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudis SDA), Peertamanan dan Hutan Kota (Tamhut), Bina Marga (BM) dan OPD lainnya agar mengantisipasi dampak musim hujan akhir tahun.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto saat memimpin rapat pimpinan (Rapim), di Ruang Pola kantor wali kota, Kamis (5/12).
“Sekarang sudah masim hujan. SDA monitor pompa, baik yang di rumah pompa, mobile maupun apung. Personel juga harus dalam kondisi siap siaga,” imbuhnya.
Untuk Sudis Tamhut Jakarta Barat, Uus minta agar memantau pohon rindang di seluruh wilayah untuk dilakukan penopingan.
“Pohon yang rindang dan rawan roboh segera dipangkas atau ditebang. Fokus utama pohon di jalan agar tidak membahayakan warga, khususnya pengendara yang melintas,” tandasnya.
Sedang Sudis Bina Marga Jakarta Barat diminta memastikan jalan-jalan di Jakarta Barat tidak ada yang rusak. Jika ditemukan segera diperbaiki.
“Ini juga untuk keamanan dan kenyamanan pengendara di jalan. Musim hujan sangat bahaya bagi pengendara kalau ada lubang atau jalan rusak,” tegas Uus.
Sebelumnya, Sudis SDA Jakarta Barat menyiagakan 148 pompa stasioner, 70 pompa bergerak/mobile dan 50 pompa apung untuk mengantisipasi banjir di Jakbar.
"Kita ada 46 rumah pompa dengan 148 unit pompa stasioner, terus kita juga ada 70 pompa mobile (bergerak), lalu kita punya 50 unit pompa apung," sebut Kepala Sudis SDA Jakarta Barat, Purwanti Suryandari saat dihubungi, Selasa (5/11).
Ia menjelaskan, pompa-pompa tersebut difungsikan sesuai dengan tipe masing masing pompa.
"Kalau pompa stasioner kan nyatu dengan rumah pompa. Kalau pompa mobile itu insidental kita turunkan. Jadi, pas musim hujan begini kita pindah-pindah," ujar Purwanti.
Adapun pompa apung, sambungnya, spesifik digunakan untuk mengatasi genangan di jalan-jalan lingkungan, jalan raya atau pemukiman warga yang sempit.
"Fungsinya efektif untuk penanganan genangan di gang kecil yang sulit untuk masuk pompa mobile," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Purwanti, pompa apung juga digunakan untuk mengosongkan air pada sebuah saluran saat dilakukan pengurasan atau pendalaman dasar saluran.
"Digunakan juga untuk 'dewatering' pada kegiatan pengurasan saluran atau pembangunan turap," ungkap Purwanti.
Ia menambahkan, hingga kini pihaknya telah menyiapkan sebanyak 50 pompa apung di seluruh wilayah Jakarta Barat, baik di tingkat kota/sudis ataupun tingkat satuan pelaksana kecamatan.
"50-an pompa apung tersebar di kecamatan dan sudin. Pompa mobile dan pompa stasioner juga sudah disiagakan untuk mengantisipasi banjir," kata Purwanti. (Aji)