Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko mengharapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi pelopor dan perintis dalam rangka pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Saya berharap ASN Jakarta Barat, menjadi pelopor dan perintis agar ke depannya dapat memahami serta meningkatkan perannya dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak dari tindak kekerasan baik di lingkungan tempat kerja, maupun lingkungan tempat tinggal," tuturnya saat membuka secara virtual sosialisasi pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di kantor Walikota Jakarta Barat, Jumat (4/12) siang.
Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat. Kasusnya meroket 3 kali lipat, yang semula 30 kasus/bulan kini menjadi 90 kasus/bulan. Peningkatan kasus secara signifikan itu terjadi pada masa pandemi virus corona. Kasusnya didominasi oleh kekerasan fisik dan kekerasan seksual. "Ini yang sangat dikhawatirkan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tindak kekerasan anak dan perempuan, seperti faktor ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, dan sebagainya," ujar Yani Wahyu Purwoko.
Yani pun memberikan imbauan kepada ASN yang memiliki peran strategis dalam melakukan pencegahan tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan. "Pertama, saya mengimbau kepada para UKPD hingga mitra binaannya, untuk berkoordinasi serta memberikan edukasi pencegahan tindak kekerasan pada anak dan perempuan. Kedua, camat dan lurah juga bisa memberikan pembinaan kepada para kader PKK, FKDM, LMK serta elemen masyarakat lainnya. Ketiga, para kepala sekolah juga diminta menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang harmonis, hindari adanya kekerasan pada anak (bulying)," jelasnya.
Sosialisasi pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak diisi dengan rangkaian materi yang disampaikan sejumlah narasumber dari Dinas PPAPP DKI Jakarta. (why)
20 Mei 2024