Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat, Eldi Andi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah ruangan unit kerja di gedung kantor wali kota, Selasa (5/12) pagi. Sidak dilakukan terkait sosialisasi sarana pemilah sampah.
"Saya hanya mengecek kesiapan sarana pemilah sampah pada setiap ruangan di kantor wali kota Jakarta Barat. Nantinya setiap ruangan ada tempat pemilah sampah, yakni organik, non organik dan B3 (limbah beracun)," ujar Seko didampingi Kasudis Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Jakarta Barat, Sugiono.
Dijelaskan, setiap ruangan di kantor wali kota Jakarta Barat memiliki tempat pemilah sampah sesuai kebutuhan. Masing masing diberi tanda atau tulisan jenis sampahnya. Selain itu, ukuran tempat pemilah sampah juga tidak besar. Tapi, menyesuaikan dengan kebutuhan. "Setiap ruangan memiliki tiga jenis pemilah sampah, tapi ukurannya tidak terlalu besar. Termasuk jenis sampah B3, yang ukuran tempat sampah lebih kecil," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, tahun depan Pemkot Jakarta Barat berencana mengadakan lomba pemilah sampah. Lomba dilakukan jika sarana pemilah sampah telah ada di tiap ruangan kantor wali kota. Diungkapkan, tahun 2016 produksi sampah di Jakarta Barat mencapai 1.600 ton/hari. Dari jumlah tersebut, 30 persen di antaranya merupakan jenis sampah organik. Sisanya sampah non organik dan B3.
Tahun 2017, produksi sampah di wilayah Jakarta Barat semakin menurun. Itu terbukti dari mobilitas truk sampah dalam mengangkut sampah. "Tahun lalu, setiap hari truk sampah bisa dua kali mengangkut sampah. Tahun ini setidaknya truk itu hanya sekali mengangkut sampah," jelasnya. Penurunan produksi sampah di Jakarta Barat juga dipengaruhi bank sampah.
Saat ini unit bank sampah yang masuk dalam e-bank sampah di Jakarta Barat jumlahnya telah mencapai sekitar 202 bank sampah. Sementara total omset Bank Sampah Induk (BSI) Satu Hati, Bambu Larangan, berdasarkan laporan Sudis Lingkungan Hidup (LH) Jakbar telah mencapai Rp 1,1 miliar lebih.
"Selama bulan Oktober-November, penimbangan sampah di bank sampah induk mencapai 86 ton dengan omset mencapai Rp 1,1 miliar lebih. Sedangkan bank sampah Wijaya Kusuma di kantor wali kota Jakarta Barat mencapai 3 ton dengan omset diperkirakan sekitar Rp 5 juta," sebutnya. (why/aji)
20 Mei 2024