Ratusan warga Krukut mendatangi kantor Kelurahan Krukut, Kecamatan Tamansari, Selasa (9/2) pagi. Mereka rela antri untuk bisa membeli kebutuhan bahan pokok yang dijual di bawah harga pasaran.
Lurah Krukut, Ilham Nurkarim mengatakan, pasar murah yang diadakan di halaman kantor kelurahan Krukut merupakan program Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Mereka menggelar pasar murah pada sejumlah tempat di wilayah Jakarta dan Bogor dalam rangka menstabilkan harga dan pasokan sejumlah komoditi yang naik menjelang perayaan Imlek.
Satu diantara komoditas yang harganya masih tinggi adalah cabai rawit merah (CRM) dan cabai merah keriting (CMK). Saat ini tren harga kedua komoditas tersebut adalah CRM Rp 89 ribu/kg dan CMK Rp 64.042/kg. Data diambil dari Info Pangan Jakarta.
Tak hanya komoditas cabai, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Pasar Mitra Tani juga membawa sejumlah komoditas pangan lain yang dijual di bawah harga pasaran. Komoditas pangan tersebut diantaranya, beras, bawang, gula pasir, minyak goreng, telur ayam dan daging sapi serta daging ayam.
Pelaksanaan pasar murah yang berlangsung di halaman kantor Kelurahan Krukut berjalan dengan penerapan protokol kesehatan. Warga yang hendak membeli kebutuhan bahan pokok diwajibkan menerapkan 3M (Mencuci tangan dengan sabun, Memakai masker, dan Menjaga jarak).
"Kami wajib terapkan protokol kesehatan. Ada pengecekan suhu badan (thermal gun), tidak boleh bawa anak kecil. Yang berumur lansia, kita siapkan tempat duduk. Itu yang kita lakukan," ujarnya.
Terkait antrian warga, Lurah Krukut mengakui bahwa antusias warga sangat tinggi pada kegiatan pasar murah. Bahkan, kegiatan yang dijadwalkan selesai pukul 12.00 WIB, sudah ludes terjual dalam tempo beberapa jam saja.
"Semula kita telah berkomunikasi dengan pengurus RW. Karena antusias sangat tinggi, ternyata barang yang dibawa juga tidak banyak. Yang semula dijadwalkan sampai pukul 12 siang, jam 10-an, barang sudah habis terjual. Kami rencananya menjadwalkan kembali untuk meng-cover warga lain yang belum sempat membeli," pungkasnya. (why)
