Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SLBN 5 Slipi, harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus para siswa. Menu makanan sama, tapi menyesuaikan kekhususan siswa.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Kevin Wu mengatakan bahwa pemberian MBG di SLBN 5 Slipi, harus memerhatikan siswa berkebutuhan khusus. Karena mereka memiliki keterbatasan yang berbeda-beda.
Siswa berkebutuhan khusus SLBN 5 Slipi dikelompokkan sesuai dengan disabilitasnya masing-masing. Mereka didampingi para guru sesuai pengelompokkan tersebut.
"Mereka tidak dalam jumlah besar. Setiap kelasnya sekitar 5-6 siswa dan dilayani oleh guru yang khusus. Saya rasa ini sudah bagus," ujarnya.
Kepala SLBN 5 Slipi, Hani Rustisiani menjelaskan, pemberian MBG disekolah telah disesuaikan dengan kebutuhan khusus para siswa.
"Ada yang makannya 30 menit , ada yang lama, ada yang 15 menit, 10 menit sudah selesai, ada yang 5 menit, bahkan sudah habis," ujarnya saat ditemui, Jumat (10/1).
Durasi tersebut, lanjut Hani Rustisiani, sesuai dengan kondisi kebutuhan mereka. Diantara ada yang tidak bisa menyunyah makanan.
"Ada anak berkebutuhan yang tidak mengunyah dengan baik," kata Hani.
Lebih lanjut, Hani menjelaskan pelaksanaan program MBG ini membawa manfaat bagi siswanya karena terbiasa untuk makan makanan bergizi.
"Ya. itu karena di sini orangtuanya kalangan menengah ke bawah, sehingga anak-anaknya jadi terbiasa menyantap sajian makanan bergizi," tukasnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan program MBG terbagi dalam tiga shif. Pertama, pemberian MBG untuk siswa kelas 1-3 berjumlah 35 siswa. Kedua buat kelas 4-6 berjumlah 63 siswa. Kemudian shift ketiga, siswa SMP - SMA berjumlah 99 siswa. (why)