Bank sampah induk (BSI) "Satu Hati" Bambu Larangan, Cengkareng, kedatangan tim Soo Recycle Central, Osaki, Jepang. Mereka datang lantaran tertarik dengan sistem pemilahan sampah yang menghasilkan nilai ekonomi.
"Soo Recycle Center itu semacam pusat mendaur ulang sampah. Tapi, mereka menyebutnya recycle center, bukan tempat pengolahan sampah," ujar Edi Mulyanto, Kepala Sudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat, yang ditemui di kantor Walikota Jakarta Barat, Selasa (3/7)pagi.
Menurutnya, tim Soo Recycle Center, terdiri dari tiga orang. Satu diantaranya, Miyachi Mitsuhiro, presiden director sekaligus penggagas terbentuknya Soo Recycle Center Co.Ltd yang berpusat di Osaki Town, Jepang.
Sebelum mengunjungi BSI, mereka telah melakukan peninjauan ke sejumlah daerah yang memiliki tempat pengelolaan sampah, diantaranya, mengunjungi pusat pengelolaan sampah di Depok, Jakarta Timur dan Makasar.
Dari sejumlah kunjungan itu, tim Soo Recycle Center lebih tertarik dengan sistem pemilahan sampah di BSI "Satu Hati" Bambu Larangan, Cengkareng. Mereka senang karena pusat daur ulang sampah itu menghasilkan nilai ekonomi.
"Mereka sangat tertarik. Karena sistem daur ulang sampahnya hampir sama. Bedanya, mereka tertarik dengan BSI, karena bisa menghasilkan nilai ekonomi setiap hari. Kalau di sana (Osaki) tiga bulan bisa menghasilkan. Itu pun dalam bentuk barang, bukan uang," ujar Edy.
Tak hanya nilai ekonomi, mereka juga tertarik dengan para nasabah BSI yang memiliki rekening bank dan prosesnya cepat. Selain itu, jumlah item jenis sampahnya lebih banyak ketimbang jumlah jenis sampah di Osaki Town, Jepang.
Ia berharap bahwa kunjungan tamu Jepang itu bisa memberikan manfaat buat BSI. Setidaknya, bisa kerjasama dalam hal pengolahan sampah. "Kita ingin kerjasama, terutama dalam teknologi pengolahan sampah," tambahnya. (why/aji)
20 Mei 2024