Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan cabang Jakarta Barat menggelar kegiatan Tinggalkan Rokok (Ti-Rock) bagi pelajar, di SMAN 101 Jakarta, Jalan Komplek Joglo Baru, RT 12/06 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan, Selasa (21/11).
Kegiatan tersebut kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakbar, Suku Dinas (Sudis) Kesehatan, Sudis Pendidikan Jakbar dan Puskesmas Kecamatan Kembangan. Diikuti sekitar 85 siswa siswi SMAN 101. Sasaran kegiatan adalah pelajar yang merokok maupun yang belum pernah merokok. Melalui kegiatan ini diharapkan angka pelajar perokok aktif akan berkurang dan mereka semakin peduli terhadap kesehatan orang orang terdekat serta lingkungannya.
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat, Sagita Mulia Sari, mengatakan rokok yang dulu umumnya menghinggapi dunia orang dewasa mulai memasuki dunia pelajar sekolah. Selain para perokok pasif yang tidak memiliki niat mengkonsumsi rokok, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggaran jaminan kesehatan juga mendapat imbas dari rokok yang menimbulkan banyak penyakit berbahaya dan berbiaya tinggi.
Menurutnya, berkembangnya rokok di kalangan pelajar cukup mengkhawatirkan. Diungkapkan, survei yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta menyebutkan, sekitar 31,3 persen pelajar sudah menjadi perokok aktif. Mengingat hal itu, BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat mengadakan kegiatan Ti-Rock di SMAN 101 Jakarta.
Sagita menjelaskan, kegiatan Ti-Rock untuk membantu sekolah memeriksa kadar CO pelajar dengan mengunakan smokerlyzer, penilaian kategori pelajar perokok (berat, sedang, dan ringan) dengan rumus usia dan jumlah rokok yang dihisap per hari, pencatatan hasil pemeriksaan pelajar perokok secara rutin dalam buku monitoring Ti-Rock, dan kampanye anti rokok. “Selain di SMAN 101, kegiatan ini juga digelar di SMPN 215,†ujarnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan tahapan tahapan dalam kegiatan Ti-Rock. “Pada awalnya, di setiap sekolah ada 70 anak yang diperiksa kadar Co dalam tubuh dengan menggunakan alat smokerlyzer. Setelah hasil didapat kemudian dipilah 20 siswa yang mempunyai kadar Co tertinggi untuk dapat diedukasi selama empat bulan ke depan (Desember 2017),†paparnya.
Diungkapkan, kegiatan tersebut sudah terlihat hasil yang cukup memuaskan. Selama dua bulan mengikuti kegiatan ini, pelajar yang dieduksi berniat untuk berhenti merokok. “Cara yang mereka gunakan pun berbeda-beda, di antaranya dengan mengurangi jumlah rokok yang dihisap, ada juga yang menunda merokok, sehingga jumlah rokok dalam sehari bisa berkurang dari sebelum mengikuti kegiatan ini,†jelas Sagita.
Salah satu narasumber, M Hasan dari IDI Jakarta Barat, menambahkan setelah edukasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan-komplikasi kesehatan akibat rokok pada bulan pertama dan kedua, kini pelajar diberikan edukasi tentang tips berhenti merokok. “Yang paling penting itu niat untuk berhenti merokok. Tekadnya harus kuat, tanamkan dalam diri, rokok itu tidak ada manfaatnya. Setelah itu cari pendamping, bisa orang tua atau wali murid, dan konseling pelajar perokok oleh guru BP didampingi orang tua,†paparnya.
Kepala Sekolah SMAN 101, Iis Kurniasih, menyambut positif dan mengapresiasi kegiatan Ti-Rock di sekolahnya. Ia pun meminta 50 siswa siswinya yang lulus tes alat smokerlyzer atau dinyatakan tidak pernah merokok untuk menjadi duta anti rokok, baik di sekolah maupun lingkungan rumah. “Kasih tahu teman, orang tua, adik, kakak dan tetangga, jangan merokok. Yang siswi, kalau menemukan puntung rokok di sekolah, atau melihat ada yang membuangnya, ingatkan. Kalau perlu lapor ke guru,†imbuhnya. “Niat kita mewujudkan generasi yang akan datang adalah generasi emas yang berguna bagi bangsa dan agama.â€
Sementara itu sejumlah pelajar menyambut baik kegiatan Ti-Rock di SMAN 101 Joglo. “Ini kegiatan positif. Kita jadi tahu banyak tentang bahaya rokok. Saya pernah nyoba merokok waktu masih SD, nggak enak rasanya, sampai batuk-batuk. Sampai sekarang nggak mau nyoba lagi,†ujar Edgard, siswa kelas 11 IPA 3. Hal senada dituturkan siswi kelas 12 MIA 1, Debby dan Athaya. “Kegiatan ini bagus buat nambah pengetahuan tentang sisi negatif rokok. Kita kurang suka asapnya, bau. Di keluarga juga nggak ada yang merokok,†tuturnya. (Aji)
20 Mei 2024