Pemkot Jakarta Barat telah mengakomodir tempat penampungan buat para pedagang kaki lima di tiga gedung di kawasan Kota Tua. Ketiga gedung milik aset Kementerian keuangan tersebut dapat menampung kurang lebih 100 pedagang.
“Fokus kita tinggal PKL Kunir, Jalan Cengkeh dan Teh. Sementara gedung sudah tersedia. Tinggal bagaimana mengakselerasi supaya gedung-gedung kosong yang sudah kita siapkan sedemikian rupa, nantinya ada event-event tertentu, agar supaya ramai,” tutur Camat Taman Sari, Agus Sulaeman, usai mengikuti apel pengamanan dan pengawasan kawasan Kota Tua yang dipimpin Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.
Menurut Agus Sulaeman, semula gedung-gedung ini dalam kondisi tak terawat, bahkan sebagai tempat lapak-lapak sampah. Namun aparatur kecamatan Taman Sari berkolaborasi dengan CSR mengubah gedung milik aset kementerian keuangan, ini sebagai tempat penampungan para pedagang kaki lima.
Sayangnya, upaya aparatur kecamatan Taman Sari mewadahi para PKL, tak semulus yang dibayangkan. Para pedagang lebih memilih berdagang di luar dengan alasan sepi pengunjung.
“Tiba-tiba mereka menolak dengan alasan sepi pengunjung. Akhirnya mereka balik jualan di jalan, itu kan gak pas lah. Kurang manusiawi, Kalo di jalan pake terpal, panas- kepanasan, hujan kehujanan. Di sini lebih manusiawi,” ujarnya.
Meski begitu, Camat Taman Sari, Agus Sulaeman bersama UKPD terkait dan unsur tiga pilar tak patah semangat untuk terus memberikan pemahaman dan pengertian kepada para pedagang kaki lima.
“Nanti kita tinggal melakukan pendekatan, dan pengaturannya. Seiring waktu nantinya di sekitar sini akan ramai nih,” tambahnya. (why)