Sebanyak 31 sekolah di Jakarta Barat dibidik untuk bisa mengikuti sekolah adiwiyata tingkat nasional tahun 2018. Salah satu target yang dicapai adalah memiliki pencapaian standar nilai yang ditentukan.
"Dari sekitar 40-an sekolah, 31 sekolah mengikuti sekolah adiwiyata tingkat DKI Jakarta. Saat ini mereka kita brainstorming untuk bisa mencapai target pencapaian itu," ujar Fredy Setiawan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Jakarta Barat, usai membuka bimbingan teknis (bimtek) atau pembinaan calon sekolah adiwiyata tingkat propinsi DKI Jakarta di ruang Wijayakusuma, kantor Walikota Jakarta Barat, Kamis (29/6) siang.
Ia menjelaskan, 31 sekolah yang mengikuti sekolah adiwiyata tingkat propinsi DKI Jakarta memiliki standar nilai kurang lebih 64. Sementara untuk bisa mengikuti penilaian sekolah adiwiyata tingkat nasional harus mencapai nilai diatas 72.
Sekolah yang mengikuti sekolah adiwiyata ini setidaknya memiliki 4 aspek komponen dan standar sekolah adiwiyata. "Empat komponen itu adalah kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipasif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan," ujar Fredy.
Ia menyebutkan, 4 komponen itu telah memiliki standar, implementasi dan pencapaian, mulai dari proses hingga rencana aksi sekolah adiwiyata. "Misalnya, kebijakan berwawasan lingkungan. Dalam pelaksaannya setiap sekolah wajib memuat misi, visi, tujuan serta sasaran yang memuat kebijakan tentang lingkungan hidup," tambahnya. Pembinaan calon sekolah adiwiyata tingkat propinsi ini diikuti perwakilan sekolah calon sekolah adiwiyata tingkat DKI Jakarta, para lurah, camat serta instansi terkait lainnya. Mereka mengikuti bimbingan teknis tentang dokumentasi pencapaian sekolah adiwiyata nasional. Bimtek menghadirkan seorang narasumber, Triyaka, tim LP3S yang juga menjadi tim penilai sekolah adiwiyata nasional. (why/aji)
20 Mei 2024